Mengenai Saya

Foto saya
Sebuah UKM yang bergerak di bidang kepencintaalaman. Di bawah naungan Institut Pertanian Malang.

Rabu, 14 Maret 2018

Studi Perilaku Kawin Burung Cendrawasih Kuning Berasar (Paradisaea apoda) Secara Alami


STUDI PERILAKU KAWIN BURUNG CENDRAWASIH
KUNING BERAS (Paradisaea apoda) SECARA ALAMI




Di susun
Oleh :
JEMY HURULEAN













MAPALIPMA
Tracking, Observation, Conservation



Latar Belakang
Peta keanekaragaman hayati adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap negara, terutama oleh negara yang kaya akan keanekaragaman hayati seperti Indonesia, untuk pengelolaan kekayaan alam negara tersebut. Dengan keanekaragaman jenis satwa burung yang terbesar keempat di dunia setelah Kolumbia, Peru, dan Brazil, sudah seharusnya Indonesia memiliki peta sebaran setiap jenis burung yang ada di Indonesia. Selanjutnya peta-peta tersebut digabungkan menjadi satu dalam sebuah atlas yang kemudian dapat dijadikan salah satu referensi utama dalam upaya pengelolaan keanekaragaman jenis burung di Indonesia. Namun demikian, hingga saat ini Indonesia belum memiliki atlas burung seperti yang dimaksud.
Cenderawasih kuning-besar (Paradisaea apoda) adalah burung Cenderawasih berukuran besar, yang memiliki panjang sekitar 43 cm, Carolus Linnaeus memberinya nama jenis Paradisaea apoda, yang berarti "Cenderawasih tak berkaki", karena pada awal perdagangannya ke Eropa, burung ini disiapkan tanpa kaki oleh orang pribumi; hal ini menyebabkan salah paham bahwa burung ini adalah pengunjung dari surga yang melayang-layang di udara dan tak pernah menyentuh tanah sampai mati. Burung tersebut berwarna coklat marun dan bermahkota kuning. Tenggorokannya berwarna hijau zamrud dan bantalan dadanya cokelat kehitaman. Burung jantan dihiasi bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya sepasang ekor kawat yang panjang. Burung betina berbulu cokelat marun tak bergaris.
Keberadaan burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda) di habitatnya terus menerus mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena adanya pemburuan liar sehubungan dengan meningkatnya permintaan pasar dan kebutuhan manusia. Lebih ironinya lagi pemburuan burung cendrawasih kuning besar  (Paradisaea apoda) dilakukan pada saat burung tersebut sedang berada pada masa kawin sehingga sangat mempengaruhi perilaku kawin dan proses reproduksi secara alami. Selain itu, penurunan kualitas habitat sebagai akibat dari aktivitas manusia, lemah penanganan, pengawasan, penerapan sanksi hukum, serta kesadaran terhadap konservasi juga turut mengakibatkan menurunnya populasi burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda),dialam  
  

METODE
untuk mengetahui komposisi jinis vegetasi dilokasi pengamatan maka dilakukan dengan menggunakan analisa pada lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan Metode Species Area Curve yaitu dengan cara membuat petak contoh ukuran 5m X 5m dan mendata jumlah yang ada didalamnya, kemudian diperluas 2 kali (didata penambahan jinisnya), 4c kali, 8 kali dan seterusnya sampai penambahan jinis yang ada kurang dari 10 persen. Bentuk petak yang dijadikan luas minimum untuk dianalisis terjadi pada gambar 1.
keterangan :
1                 2                             4                                                                               

3                                                                       petak 1,2,3,4,5 dan 5 adalah petak contoh yang tumpang tindih

                                         5


ANALISA DATA
Untuk mengetahui keanekaragaman jinis vegetasi yang berada dilokasi pengamatan dengan menggunakan “metode konsentrasi” (Consntration method), maka dapat menggunakan rumus :
Penambahan jenis = Σ jenis ditemukan – Σ jumlah jinis sebelumnya.
Presentase penambahan jenis = penambahan jenis               X 100
                                                            Σ jenis sebelumnya


HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi

11.    Demografi Kawasan
            Daerah penelitian terletak diantara 5˚ - 9˚ LS dan 134 ˚ - 167 ˚ BT, serta berbatasan langsung dengan Papua Barat dibagian utara dan bagian timur, laut Arafura dan laut Australia dibagian selatan, pulau Kei besar bagian timur dan laut Arafura dibagian barat. Iklim sangat dipengaruhi oleh Laut banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh pulau irian dibagian timur dan Benua Australia di bagian selatan sehingga sangat rentan terjadi perubahan
22.    Flora dan Fauna
Dari hasil analisa vegetasi yang dilakukan di lokasi pengamatan diperoleh 22 jinis vegetasi dari tingkat pohon hingga jenis-jenis tumbuhan bawah diantaranya : Eusideroxilonz wageri, Vitex cofassus, Anisopthera thurifera, Metroxylon sagu, Dysoxylum ephelebium, Diospyros sp, Canariumn indicum, Sterculia ofcoccinae, Garcinia sp, Drypetes, Aglaia sp, Pterospermum javanicum, Vitex glbrata, Ficus sp, Adenanthera macrospermae, Macaranga sp, Pleomele sp, Harpulia arborea, Polypodium sp, Piper sp, Dendrobium sp, Argaria sp. Dari jenis-jenis tersebut tidak menutup kemungkinan ad jinis-jinis vegetasi lain yang tidak terhitung.

Tabel1. Hasil analisisn vegetasi menggunakan metode Spesies Area Kurve pada lokasi pengamatan. 
No
Ukuran petak
Jumlah spesies
Penambahan
Presentase
1
5x5=25m²
6
-
-
2
5x10=50m²
10
4
66,6
3
10x10=100m
13
3
30
4
10x20=200m²
16
3
23
5
20x20=400m²
19
3
18,27
6
20x40=800m²
21
2
10,52
7
40x40=1600m²
22
1
4,76

Dari data yang diperoleh, fauna yang dapat dijumpai adalah jenis marsupial, seperti Kangguru dan Koala. Kasuari (Cassoarius cassoarius), Musang (Paradoxurus hermaproditus), Cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda), Kakatua Raja (Caccatoa sp), Rusa (Cervus timorensis), dan Biawak (Varanidae), serta dari jenis Reptil.


Rumah Pohon
Pembuata rumah pohon diawali dengan penentuan pohon penyangga. Kriteria pohon penyangga yaitu: harus memilik batang yang kuat, memiliki tinggi kurang lebih sama dengan pohon tempat burung bertengger, memiliki percabangan yang kuat dan harus berdekatan dengan pohon tempat burung beraktivitas. Dengan dibantu tiga orang tenanga ( masyarakat setempat), pembuatan rumah pohon dapat diselesaikan dalam dalam waktu kurang lebih 5 jam.
Rumah pohondapat dibangun pada pohon tempat bertenggernya burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda) atau pada pohon-pohon yang berdekatan dengan pohon tempat bertengger. Setelah pohon ditentukan, dua batang kayu dengan diameter kurang lebih 10-15 cm yang berfungsi untuk menopang lantai diletakan mendatar dengan kedua ujungnya disatukan dan diikat pada satu titik percabangan pohon. Pangkalnya diikat terlapis dan sama tinggi dengan jarak kurang lebih 1,5 m pada bagian batang atau percabangan pohon lain yang telah dipilih. Potongan kayu dengan panjan burung 1,5 m ditata dan diikat dengan kerapatan kurang lebih 5 cm diatas kedua penopang lantai tersebut.
Dinding dan penutup rumah pohon dibuat berlapis. Bagian luar menggunakan daun pakis dan bagian dalam menggunakan dedaunan yang ditata rapi untuk menutup bagian dinding yang masih berlubang. Sebagai penopang berdirinya dinding, digunakan kayu yang berdiameter kurang lebih 5 cm dengan panjang 1,5 cm. bagian pangkal kayu diikat pada ujung lantai dengan jarak yang dapat disesuaikan. Untuk mencapai rumah pohon, dapat memanjat langsung melalui pohon utam atau dengan menggunakan tangga tali.
Seperti aturan-aturan dalam pengamatan satwa pada umumnya bahwa “pengamatan harus bergerak menempati titik pengamatan sebelum satwa mulai beraktifitas”. Dengan teknik ini juga rumah pohon sudah ditempati sejak pukul 04.00 dini hari, atau sebelum burung cendrawasih kuning besar keluar dari sarangnya untuk beraktifitas. 
Perilaku Kawin
Memasuki masa kawin, pada bulan agustus, burung cendrawasih kuning besar jantan dan betina mengalami perubahan perilaku, dengan naluri alaminya betina membuat sarang dari dedaunan dan ranting-ranting kering yang berbentuk mangkok. Pajantan lebih aktif dalam memperlihatkan tariannya dan berkicau, mengeluarkan dedaunan dari tempat bertenggernya dan memperlihatkan tariannya. (Setio dan Lekitoo, 1997). Dalam pengamatan apangan, terlihat jelas bahwa ranting pohon yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses perkawinan telah bersih dan tidak terlihat lagi dedaunan yang menempel pada ranting tersebut.

Gambar 1. Burung Cendrawasih  (Paradisaea apoda)

Dalam pertemuan pasangan, terdapat beberapa kicauan dan gerakan tubuh yang merupakan perilaku burung cendrawasih kuning besar yang berlangsung sangat ditampilkan pejantan ditengger untuk menarik perhatian betina; perilaku-perilaku meliputi dari, pertama, suhu, cahaya dan angina karena factor tersebut sangat mempengaruhi, kedua kicau karena cara berkicau dari burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda) akan berbeda dan itu yang menandakan bahwa perilaku perkawinan, yang ketiga gerak tubuh terutama gerakan sayap

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah mengamati perilaku kawin burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda), maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada saat memasuki masa kawin pejantan telah mempersiapkan lokasi bertengger dengan membersihkan dedaunan dari ranting-ranting yang digunakan untuk bertengger.
2.    Untuk mendapatkan pasangan pejantan harus memperlihatkan beberapa pertunjukan yang dilakukan berulang-ulang seperti mengeluarkan kicauan-kicauan, berputar di tempat dan menmpilkan gerakan tubuh
3.    Saat betina menempati lokasi, tempo tarian yang dilakukan pejantan semakin tinggi dan betina terlihat tidak begitu aktif
4.    Dalam melakukan percumbuan betina terlebih dahulu mendekati pejantan, mematok paruh, kepala dan bagian belakang pejantan
5.    Perkawinan terjadi dengan posisi pejantan berada di atas betina yang berlangsung tidak lebih dari 10 detik
Saran
Setelah mengamati perilaku kawin burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda), maka disarankan kepada pihak pengelola atau instansi-instani terkait yang dapat bekerja sama dengan masyarakat adat setempat, agar dapat menjaga, melindungi serta menertipkan dan menindak para pemburuh yang lama kelamaan dapat mengganggu aktivitas burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda) di habitatnya

Daftar Pustaka
Andika, 2011.keanekaragaman burung di Indonesia.http://atlasburung.web.id (Diaksespada 14.03.2018)
Triyanto, 2010. Burung cendrawasih. https://mengenal-binatang.blogspot.co.id/2017
               /02/mengenal-burung-cendrawasih-kuning-besar-paradisaea-apoda.html (Diaksespada 14.03.2018)

Skripsi,Jemy Hurulean, Fakultas Kehutanan, Studi Perilaku Kawin Burung Cendrawasih Kuning Beras (Paradisaea Apoda) Secara Alami hal 2. 2012



Ingin Belajar Lebih Lanjut.. Mari Berkunjung Ke MAPALIPMA... Belajar Bersama Itu Lebih Menyenangkan


Tidak ada komentar: