Pendahuluan
Konservasi
biodiversitas memerlukan pengetahuan bagaimana alam bekerja, bagaimana
biodiversitas muncul dan bertahan. Alam tidak statis tetapi dinamis.
Fragmentasi
habitat
Hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa fragmentasi merupakan penyebab utama hilangnya
sejumlah besar spesies.
|
|
||||||
|
Dampak
fragmentasi pada spesies :
·
pengurangan jumlah
individu
·
pengurangan ukuran
populasi karena individu terbatas pada fragmen kecil
·
isolasi spasial populasi
sisa
Dampak genetik
dari fragmentasi adalah :
·
kehilangan diversitas
genetik
·
perubahan dalam struktur
antarpopulasi
·
peningkatan kawin
kerabat (inbreeding)
Dalam populasi
kecil kekuatan yang berpengaruh pada diversitas genetik adalah apa yang dinamakan
damparan genetik (genetic drift).
Dalam populasi
ukuran besar pada setiap generasi maka
kemungkinan untuk mendapatkan sampel gen yang cukup dari generasi
sebelumnya adalah besar. Bila populasi
kecil (hanya beberapa induk untuk memulai generasi berikutnya) sampel gen
kemungkinan besar menyimpang dari frekuensi gen (macam gen) dari generasi
sebelumnya. Bila populasi kecil ini berlanjut setiap generasi, maka ada
kemungkinan maka populasi tersebut akan menjadi homosigos untuk gen tertentu.
Fragmentasi tidak
hanya berdampak pada jumlah dan penyebaran spesies, tetapi juga berpengaruh
pada komposisi genetik populasi. Pada kondisi normal populasi memiliki variasi
genetik yang cukup. Individu dalam populasi secara genetik berbeda. Laju ke
arah homosigositas biasanya rendah. Pada populasi yang terfragmentasi
mortalitas yang tinggi dan laju reproduksi yang rendah akan terjadi. Ini
disebabkan oleh depresi kawin kerabat (inbreeding
depression).
Fragmentasi
menyebabkan kepunahan spesies di dalam populasi lokal. Oleh karena itu usaha
untuk menjaga atau memulihkan spesies pada bentang alam (landscape) yang terfragmentasi adalah mengurangi kesempatan untuk
kepunahan atau meningkatkan kesempatan untuk rekolonisasi. Usaha ini dapat
berupa peningkatan dan perluasan habitat populasi lokal dan membuat
terbentuknya hubungan di antara populasi lokal sehingga aliran gen (gene flow) dari satu populasi lokal ke
populasi lokal yang lainnya akan terjadi.
Heterogenitas dan diversitas lingkungan
Dua atau lebih
fenotipe yang divergen (berbeda) dalam suatu lingkungan mungkin menguntungkan
bila ada seleksi alami yang berbeda. Tidak ada lingkungan alami yang homogen.
Tetapi lingkungan bagi populasi binatang atau tumbuhan berupa suatu mosaik yang
terdiri dari sub-sub lingkungan yang kurang lebih berbeda. Ini dinamakan
lingkungan heterogenitas.
Terdapat
heterogenitas dalam arti iklim, makanan, ruang hidup: heterogenitas spasial.
Heterogenitas
mungkin temporal (sesaat) dengan perubahan
waktu, dan juga spasial dengan
perbedaan ditemukan pada areal yang berbeda.
Spesies
menghadapi heterogenitas lingkungan dengan cara berbeda. Satu strategi adalah
seleksi genotipe generalis yang beradaptasi baik pada semua sub-lingkungan yang
dihadapi spesies yang bersangkutan. Strategi lain adalah polimorfisme genetik, yaitu seleksi lukang gen yang berbeda yang
menghasilkan genotipe berbeda, masing-masing beradaptasi pada lingkungan yang
spesifik.
Dalam kaitannya
dengan heterogenitas spasial, strategi yang dipilih mungkin :
·
memiliki satu genotipe
beradaptasi pada beberapa lingkungan
yang berbeda.
·
memiliki berbagai
genotipe dengan sejumlah individu yang beradaptasi pada masing-masing
sub-lingkungan, strategi ini mungkin lebih baik.
Contoh :
polimorfisme pada ngengat
Di daerah industri di
mana terjadi banyak polusi kulit pohon berwarna hitam, ngengat yang berwarna
hitam akan lebih aman dari mangsa burung dibandingkan dengan ngengat yang
berwarna terang. Sebaliknya di daerah berhutan di mana kulit pohon berwarna
terang ngengat yang berwarna terang akan lebih aman dari mangsa burung.
|
|||||
|
|||||
|
Contoh lain: bekicot
Pada bekicot
polimofisme sangat umum, bermacam pola pita dan warna pada cangkangnya. Pada
daerah yang gelap, warna cangkang yang terang akan lebih gampang dimangsa oleh
predatornya.
Kerentanan
spesies dan kepunahan
Sejarah hidup (life history) merupakan urutan dan waktu
kejadian yang terjadi antara kelahiran dan kematian. Populasi dari bagian yang
berbeda, tetapi termasuk ke dalam kisaran geografisnya mungkin menunjukkan
adanya variasi dalam sejarah hidupnya.
Pola variasi di
dalam dan di antara populasi dinamakan struktur
populasi. Variasi ini mencakup frekuensi perkawinan, umur mulai
bereproduksi, berapa kali individu bereproduksi selama hidupnya, jumlah
keturunan setiap bereproduksi, bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Perbedaan dalam
karakteristik sejarah hidup dapat memberikan dampak pada dinamika, ekologi dan
evolusi populasi.
Populasi sering
diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yang ekstrem, menurut strategi sejarah
hidupnya:
·
Populasi dengan r-strategi bersifat
oportunistik karena perilaku reprodukifnya dengan laju pertumbuhan yang tinggi
(r) – individu melahirkan sekali pada umur muda dengan banyak keturunan.
Populasi yang memiliki strategi ini
terbentuk karena variabel yang ektrem dan lingkungan yang tidak menentu.
Karena kematian terjadi secara acak dalam keadaan ini, kuantitas keturunan akan
memberikan hasil yang lebih baik ketimbang kualitas.
·
Strategi yang lain adalah
k-strategi – menghasilkan keturunan pada umur lanjut dengan jumlah keturunan
sedikit. Strategi ini ditunjukkan pada
lingkungan yang stabil di mana keberhasilan reproduksi tergantung pada
ketahanan (fitness) keturunannya daripada jumlah keturunannya.
Populasi dengan
individu bereproduksi pada umur muda memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan populasi dengan individu bereproduksi umur lebih tua.
Ekosistem lestari
Spesies
beradaptasi terhadap satu sama lain dan terhadap komunitasnya, membentuk relung
(niches). Pengembangan struktur yang
lebih kompleks memungkinkan jumlah spesies yang lebih banyak hidup berdampingan
satu sama lain. Peningkatan dalam kekayaan spesies dan kompleksitas bertindak
sebagai penyangga komunitas dari cekaman lingkungan dan bencana, sehingga lebih
stabil.
Pada beberapa
lingkungan, suksesi mencapai apa yang disebut klimaks, menghasilkan komunitas
yang stabil didominasi oleh beberapa spesies yang menonjol. Tingkatan
keseimbangan ini disebut komunitas klimaks, merupakan hasil dari
jejaring interaksi biotik yang sedemikian rumit. Contohnya adalah
hutan hujan tropis yang mengandung ratusan spesies per hektarnya.
Hubungan antara
diversitas spesies dan stabilitas komunitas memberikan penjelasan pentingnya
menjaga kekayaan sebesar mungkin dalam komunitas biologi. Suatu hutan
mengandung spesies yang belum lama diintroduksi berbeda dengan spesies lokal
dengan jejaring interaksi yang kaya yang telah beradaptasi satu sama lain.
Komunitas tak terganggu yang kaya akan spesies memiliki ketahanan untuk
melanjutkan berfungsinya ekosistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar